“Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir – bibir manusia. Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah. Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.” Kahlil Gibran
Namaku Dewantara Alexandria. Orang-orang di sekitarku memanggilku dengan nama Tara. Aku sebenarnya lebih suka di panggil Alex ketimbang Tara. Alasannya karena Tara itu kesannya nama cewek. Aku 22 tahun dan saat ini aku menjadi seorang penulis lepas di beberapa majalah dan sekaligus aktivis sosial.
Aku kos di salah satu sudut pinggiran kota Jakarta. Bukan kos mewah. Hanya sebuah kamar ukuran 2×3 meter tanpa perabot sama sekali. Kata orang ada harga ada mutu. Aku sudah terbiasa tidur dengan keadaan berkeringat saking panasnya. Atau di tatap sinis sama ibu kos gara-gara telat bayar uang bulanan. Menahan lapar bahkan tidak makan berhari-hari adalah hal yang biasa bagiku. Yang penting bisa minum. Minum air sumur atau kran di toilet umum jika dalam keadaan terpaksa. Itulah penyebab kenapa aku jadi kurus. Kata teman-temanku kurus kering seperti ikang kering yang dijemur. Apa lagi kalau lagi dikejar deadline sementara ide di kepala lagi macet total seperti pemdandangan sehari-hari di kota Jakarta. Tapi aku menikmati semuanya itu. Wajahku pas-pasan. Hanya kata orang aku memiliki sorot mata yang tajam dan kulit sawo matang yang aku warisi dari ibuku.
Satu hal yang aku pelajari dari hidup ini adalah “hidup untuk memberi sebanyak-banyaknya bukan hanya untuk menerima sebanyak-banyaknya.” Itu alasan kenapa aku mau memutuskan untuk menjadi seorang aktivis sosial. Aku tidak terlahir dari keluarga yang mewah. Aku hanya dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga yang sederhana dan penghasilan orang tuaku cukup hanya untuk makan sehari-hari. Aku memutuskan meninggalkan rumah ketika kedua orang tuaku tidak setuju dengan keinginanku untuk menjadi aktivis sosial.
“Kita ini bukan orang kaya, nak! Tapi kalau itu keinginannmu, lakukanlah.” ucap ibuku.
“Makan saja susah. Bagaimana mau menolong orang lain?” imbuh ayahku dengan tampang ketidak setujuannya.
“Tapi ini jalan yang Tara pilih, pa.”
“Tara, kamu itu pintar! Kamu bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliah.”
“Tara bisa menuntut ilmu dimana saja, pa. Tanpa harus kuliah. Percayalah, Tara ngga akan menyusahkan papa dan mama,” aku mencoba memberikan penjelasan.
Ruang tamu malam itu mendadak hening. Di luar sana rembulan tampak malu-malu memancarkan pesonanya.
“Kamu tinggal pilih. Kamu tetap mau menjadi aktivis sosial atau kerja sambil kuliah?”
Aku kaget dengan ucapan ayahaku. Aku tahu aku bisa kuliah sambil kerja dan sekaligus menjadi seorang aktivis sosial tapi aku belum tertarik untuk kuliah. Kerja? Sarjana aja banyak yang menganggur apa lagi aku yang hanya lulusan SMA? Hatiku sudah bulat untuk menjadi aktivis sosial.
“Jawab?” bentak ayahku dengan nyaring dan penuh ketegasan.
“Tara tetap dengan keputusan Tara untuk menjadi aktivis sosial,” ucapku sambil melihat ibuku yang tertunduk menahan air matanya.
“Kalau begitu, kamu bisa tinggalkan rumah ini. Malam ini juga!”
Bagaikan petir di siang bolong menyambar hatiku mendengar ucapan ayahku. Aku tahu ayahku tidak akan mengubah keputusannya. Aku tahu jika beliau sudah mengatakan A maka yang terjadi harus A. Hanya Tuhan yang sanggup mengubah keputusan itu. Mungkin satu-satunya kesamaan yang aku punya dengan ayahku adalah kami sama-sama keras kepala. Sepertinya hanya itu yang aku warisi dari ayahku. Selebihnya dari ibuku apa lagi bentuk fisik seperti warna kulit dan rambut lurus.
Aku beranjak meninggalkan ruang tamu dan masuk ke kamar untuk mengemasi bajuku. Ibuku menyusul masuk ke kamar.
Dengan spontan aku memeluknya.
“Kamu mau tinggal dimana?”
“Ma, ngga usah kuatir, aku akan baik-baik saja. Aku hanya butuh doa mama. Hanya itu.”
“Besok, mama akan bilang apa kalau adik-adikmu mencari kamu?”
Aku melepaskan diri dari pelukan ibuku. Aku mengusap air matanya. Aku tidak ingin dia menangis meski aku sendiri berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis.
“Katakan saja aku pergi untuk memenuhi panggilan hidupku.”
“Kamu dan papamu sama-sama keras. Mama tidak bisa meluluhkan hati kalian berdua.”
Aku kembali memeluk ibuku. Setelah puas aku mengemasi pakaianku seadanya. Aku membuka lemari pakaian yang sudah tua dimakan rayap. Disana hanya tergantun seragam SMAku yang penuh coretan dan 2 kaos oblong serta satu celana jeans. Di sisi lainnya hanya ada pakaian sehari-hariku yang bisa dihitung jari. Aku memasukan semuanya itu ke dalam ranselku yang warnanya sudah luntur.
Ibu hanya duduk lesuh di ranjangku. Aku menghampirinya.
“Mama jangan sedih ya! Tara janji akan membuat mama bahagia. Mama akan tersenyum dengan pilihan hidup Tara. Sayapku sudah tumbuh, aku ingin terbang. Merebut kemenangan di mana pun adanya. Aku akan pergi untuk kembali, ma. Janganlah menangis. Biar kucari jalanku sendiri.”
“Mama percaya dengan kamu Tara,” ucap ibu lalu menanggalkan satu-satunya perhiasan yang dia punya. Cincin yang selalu dikenakannya. Cincin yang aku sendiri tidak tahu sejak kapan dia memakainya.
“Mama hanya punya ini. Ambillah. Kamu bisa menjualnya untuk kebutuhanmu. Mama tidak punya uang. Hari ini untuk makan saja, mama harus pinjam sekaleng beras dengan tetangga. Pesan mama, bukan seberapa besar yang bisa kita beri kepada orang lain tapi seberapa besar hati kita pada waktu memberi dan melakukan sesuatu.”
Aku memeluk erat ibuku kembali. Pelukan yang sampai hari ini masih terasa. Pelukan seorang ibu yang penuh dengan kasih sayang. Pelukan seorang anak kepada ibunya. Ibu yang pernah berjuang mati-matian untuk melahirkan dan membesarkan anaknya.
Ibu yang selalu dan selalu berusaha membelikan aku dan adik-adikku kue kecil di setiap momentum penting. Ibu tidak pernah kekurangan akalnya, bagaimana di setiap ulang tahun kami ada kue kecil sebagai pengganti kue ulang tahun. Ibu berusaha menghemat sekuat tenaga uang dapur yang ada. Ah… Ibuku memang kreatif. Apa lagi kalau merangkai kata-kata indah. Kata-kata yang menjadi cambuk bagiku untuk terus maju meski dalam keadaan terpuruk sekali pun.
Aku masih ingat ketika pulang sambil mennagis karena nilau ujianku merah. Ibu hanya berkata, “Tidak ada orang yang bodoh di dunia ini,yang ada hanya orang yang pintar dan belum pintar. Nilai bukan segalanya tapi bagaimana kamu berusaha sebisa kamu. Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda.Ada yang pintar dan ada yang belum pintar.Dan penddikan bertugas mengubah yang pintar menjadi lebih pintarSerta yang belum pintar menjadi pintar.”
“Malam ini Tara akan nginap di rumah Marcel. Besok Tara akan cari kos.”
“Sudahlah. Kalau ada apa-apa jangan lupa kabarin mama. Burung pipit pun tahu kalau dia harus tetap bisa hidup sekalipun harus mematuki sisa padi di lumbung sang petani. Mau atau tidak mau ,hidup ini ada untuk dihidupkan. Oleh karena itu kamu hidup dengan bernafas, maka hidupkanlah nafasmu.”
Hati kecilku terasa perih. Aku tidak punya handphone lagi. Aku menjualnya dua hari yang lalu untuk biaya sekolah adikku. Handphone yang aku dapatkan sewaktu menang menulis cerpen di salah satu majalah remaja terkenal. Bagaimana aku bisa mengabarinya kalau ada apa-apa? Dan bagaimana dia akan menghubungiku kalau ada apa-apa di rumah?
Beliau diam. Menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan pelan namun penuh semangat dan kekuatan.
“Buktikan pada dunia termasuk papamu. Kamu adalah sang pemimpi sejati. Ayunkan kakimu untuk mencoba meraih khayalanmu yang tertinggi. Kamu adalah pejuang hidupmu yang suka resiko. Kamu harus tahu, hidup ini penuh resiko dan tantangan. Ibu ingin melihat kamu merubah mimpi dan hayalmu menjadi realita yang menjadi karya abadi. Bukan imajinasi juga gambaranmu semata. Ibu percaya kamu bisa, Tara. Jika hatimu terasa gundah maka berbaringlah dalam kesunyianmu. Jika hatimu tak lekas cerah maka pejamkan matamu dan tidurlah. Bawa dirimu terbang dan melayang dalam indah dunia mimpi. Pejamkan dan bawa dirimu ke alam mimpi. Ketika kau telah sampai di alam mimpi, melayang dan bergembiralah di sana.Bermainlah dengan peri-peri kecilmu. Jika kamu telah lelah bermain. Jika hatimu telah riang, buka mata dan bangkitlah dari mimpimu karena ada orang-orang yang menantimu untuk merasakan belai kasihmu. Jangan pernah sia-siakan dunia ini kosong tanpa sentuhan hangat darimu, Tara.”
Aku sangat suka sewaktu aku kecil ibu selalu memotivasiku dengan cerita dongengnya. Ketika aku beranjak dewasa, ibu selalu menguntai kalimat indah dari bibirnya sebagai pengganti dongeng sebelum tidur.
Selesai mengemasi semua pakaian, aku beranjak ke ruang tamu di temani ibu. Aku ingin pamit dengan papaku. Tapi belum sempat aku menghampirinya, beliau langsung beranjak pergi meninggalkan rumah. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku berusaha untuk tegar. Aku memasuki sebuah kamar di mana adik-adikku tidur dengan berdesak-desakan. Ada Sastra, Agnes dan si kecil Moses. Aku menatap wajah mereka satu persatu. Wajah polos yang tak berdosa.
“Aku selalu merindukan, mama,” ucapku lirih ketika mencium dahinya yang penuh kerutan untuk pamit.
“Kalau kamu merasa lelah dan tak berdaya dan saat segala usaha sepertinya sia-sia. Tuhan tahu, kamu sudah berusaha. Ketika kamu lelah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih. Tuhan telah menghitung air matamu. Jika kamu tahu bahwa kamu sedang menunggu sesuatu namun waktu serasa berlalu begitu saja. Tuhan juga sedang menunggu bersama denganmu, bersama berjalannya waktu. Ketika kamu merasa sepi dan sendiri sementara orang-orang terlalu sibuk dengan diri masing-masing. Tuhan selalu berada di sampingmu, menemanimu. Ketika kamu pikir bahwa kamu telah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi, bersabarlah. Tuhan pasti punya jawabannya. Saat hatimu terasa tertekan, akal dan pikiranmu tak dapat menerima segalanya. Tuhan akan menenangkanmu. Saat kau dapat melihat secercah harapan yakinlah, saat ituTuhan sedang berbisik kepadamu. Saat kamu ingin bersyukur,sebelum kata syukur itu terucap, Tuhan telah menerima syukurmu. Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kamu tersenyum dengan apa yang terjadi. Tuhan sedang tersenyum padamu. Ketika kamu memiliki tujuan dan mimpi untuk dipenuhi. Tuhan sudah membuka matamu dan dengan memanggil namamu. Ketika kamu terlupa dan berpaling, Tuhan tetap mengingatmu. Ketika kamu sadar dan ingin kembali, Tuhan akan selalu menerimamu. Seperti itulah juga ibu kepadamu, Tara.”
Aku tidak pernah menyalahkan Tuhan kalau aku terlahir di keluarga yang pas-pasan. Aku justru bersyukur. Meski keluargaku tidak memiliki harta yang mewah tapi setiap hari kami masih bisa bersyukur dan tetap bersukacita. Untuk apa memiliki harta kalau itu ternyata didapatkan dari cara yang tidak benar?
Dari ibuku aku belajar tentang arti memberi dan berkorban.
“Yang membedakan antara memberi dengan berkorban adalah rasa sakit. Ketika kamu memberi dan itu terasa sakit maka itulah yang namanya pengorbanan. Orang yang memberi belum tentu berkorban tapi mereka yang berani berkorban adalah mereka yang memberi dengan cara yang terbaik.” Itulah jawabannya dulu, ketika ku menanyakan tentang perbedaan antara memberi dan berkorban.
Dengan langkah yang pasti aku melangkah meninggalkan rumahku. Dari jalan setapak, aku memalingkan wajahku. Di rumah tua itu aku melihat lambaian dan senyuman ibuku. Lambaian tangan dan senyuman yang tak akan pernah aku lupakan sampai hari ini. Aku memantapkan langkahku dengan sebuah itikad di hatiku, “Sudah saatnya aku berani berdiri tegak pada kehidupanku dan bukan saatnya lagi aku merengek pada susah kehidupanku. Sudah saatnya aku pilih jalan berjuang bukan bertahan. Itulah artinya HIDUP.”
Ibuku adalah penopang dikala aku rapuh, rujukan dikala semuanya suram. Hanya tangisku sebagai saksi atas rasa cintaku padanya.
Dalam setiap malam ada doa yang kupanjatkan pada Sang Maha Kuasa untuk ibu.
“Berilah ibu balasan yang sebaik-baiknya atas didikan dan kasih sayang yang ibu limpahkan untukku. Lindungi dan peliharalah ibu sebagaimana ibu melindungi dan memeliharaku. Ya Tuhan, setiap penderitaan yang telah ibu rasakan akan Engkau perhitungkan untuk memberkatinya. Dalam tangan-Mu yang agung. Aku menyerahkan ibuku ke pada-Mu yang telah menciptakanku dan Ibu dari debu tanah. Amin.”
Rahasia Jodoh Anda mutlak ada di tangan TUHAN,namun demikian ada beberapa hal logis yang bisa kita tarik manfaatnya dari perbagai pengalaman dan apa yang sudah biasa terjadi.
Berikut ini kita sajikan tentang pertanda Rahasia Jodoh Anda : Pertanda 1
Rahasia sepasang kekasih agar bisa memiliki umur hubungan yang panjang adalah adanya saling berbagi. Kamu dan dia selalu bisa saling membantu, entah itu pekerjaan sepele atau besar. Paling penting adalah kalian berdua selalu bisa menikmati segala aspek
kehidupan secara bersama-sama. Dan semuanya terasa amat menyenangkan meskipun tanpa harus melibatkan orang lain. Nah, apakah kamu sudah merasakan hal tersebut? Jika ya, selamat berarti ada harapan bahwa dia adalah calon pendamping hidupmu!
Pertanda 2
Salah satu kriteria yang menentukan cocok tidaknya dia itu jodohmu atau bukan adalah kemampuannya bersikap santai di depan kamu. Coba sekarang perhatikan, apakah gerak geriknya, caranya berpakaian, gaya rambutnya, caranya berbicara serta tertawanya mengesankan apa adanya? Apakah setiap ucapannya selalu tampak spontan dan tidak dibuat-buat ? Jika tidak, sorry… kemungkinan besar dia bukan jodoh kamu.
Pertanda 3
Adanya kontak bathin membuat hati kalian berdua bisa selalu saling tahu. Dan bila kamu atau si dia bisa saling membaca pikiran dan menduga reaksi serta perasaan satu sama lainnya pada situasi tertentu, apalagi kalau bisa saling merasakan kesakitan atau kebahagiaan pasangan satu sama lain… Selamat! Mungkin sebenarnya dialah belahan jiwamu yang tersimpan…
Pertanda 4
Bersamanya bisa membuat perasaan kamu menjadi santai, nyaman tanpa perasaan tertekan. Berjam-jam bersamanya, setiap waktu dan setiap hari tak membuatmu merasa bosan.. Ini bisa sebagai pertanda bahwa kalian berdua kelak bisa saling terikat.
Pertanda 5
Dia selalu ada untuk kamu dalam situasi apapun. Dan dia selalu bisa memahami cuaca dalam hatimu baik dalam suka dan duka. Percayalah pasangan yang berjodoh pasti tak takut mengalami pasang surut saat bersama. Sekarang, ingat-ingat kembali. Apakah dia orang pertama yang datang memberi bantuan tatkala kamu dirundung musibah? dia selalu paham saat PMS-mu datang menyerang? dia tahu keadaan waktu kamu sakit.? Jika ya, tak salah lagi. dialah orangnya…
Pertanda 6
Dia tak terlalu peduli dengan masa lalu keluargamu, dia tak peduli dengan masa lalu kamu saat bersama kekasih terdahulu. dia juga tak malu-malu menceritakan masa lalunya.. Nah, kalau begitu ini bisa berarti dia sudah siap menerima kamu apa adanya..
Pertanda 7
Quote:Setiap orang pasti memiliki kekurangan, dan kamu tak malu-malu memperlihatkannya pada si dia. Bahkan pada saat kamu tampil 'kucel' di depannya sekalipun, misalnya saat baru bangun tidur atau saat kamu sakit dan tak mandi selama dua hari.
Pertanda 8
Bila kamu merasa rahasiamu bisa lebih aman di tangannya daripada di tangan sahabat-sahabatmu. Atau jika kamu merasa sudah tak bisa lagi menyimpan rahasia apapun darinya, maka berbahagialah! Karena ini bisa berarti pasangan sejati telah kamu temukan.
Cara Mendapatkan Jutaan Follower Twitter Dalam Sekejap
Bagaimana cara mendapatkan banyak follower di twitter - tips mendapatkan jutaan follower di twitter dalam waktu singkat - rahasia mendapatkan jutaan follower di twitter dan fan page facebook - Cara agar mendapatkan banyak follower di Twitter
Cara Mendapatkan Jutaan Follower Twitter Dalam Sekejap - Pada artikel kali ini yang akan saya bahas adalah tips untuk mendapatkan ratusa,ribuan bahkan jutaan follower dan following di twitter.
Anda tentunya sudah pasti mengenal yang namanya twitter, yaph jejaringan sosial yang kini menjadi saingan ketat facebook ini sudah sangat terkenal di mana mana, nah di sini saya akan mengajak anda bermain dengan script yang akan membuat anda menjadi artis dadakan. sebenarnya bukan twitter saja, karena anda dapat melakukan hal ini di situs jejaringan sosial facebook.
caranya simple kok..
Ikuti saja langkah langkah di bawah ini:
1. join twiends.com
2. setting FB and twitter agan di twiends
3. setelah setting semua account pada twiends.com.silahkan menujut ke url di bawah ini:
Pilih salah 1 dari link di atas, lalu pastekan script berikut pada menu browser:
javascript: /* nemsis 4 bhw */ function tr_f() { var followlinks = []; for (var i=0; i < document.links.length; i++) {if (document.links[i].getAttribute("class")=="follow"){followlinks[followlinks.length] = document.links[i];}} /* nemsis 4 bhw */ for (var i=0; PASTEKAN DI SINI <="" div="" i++)="" rrr="followlinks[i].onclick();}" tr_f();="" {var="" }="">
NOTE:
Ubah tulisan PASTEKAN DI SINI dengan code script di bawah ini:
i<followlinks.length;
Dengan cara ini anda dapat mendapatkan follower bejibun, cara ini dapat anda lakukan terus menerus sampai anda merasa cukup dengan follower akun twitter anda atau website bersangkutan gulung tikar hehe.
Masalah => Pertanyaan => Penyelesaian:
P: kq seed dari follow orang cuma dapet 1 kadang dapet 0 ya ?
J: jangan follow yang seed nya dikit.. cari yang banyak. emang kebanyakan 1/2/0 malah..
P: ini otomatis ya?
cara disable-nya gimana??, apa tinggal kita cuekin aja ntar mati sndiri??
J: semi otomatis. selama kita ga jalanin script di atas, follower jg berhenti kok. kalau kita jalanin, folower nambah selama beberapa saat sampai seed habis. kalo sudah habis seednya ya sudah berhenti.
P: trus guna seednya buat apa ?
J: SEEDS gunanya buat pelor ente di follow orang: 2 seeds = 1 orang follow ente
P: gimana caranya sih ?
gw udah coba, jalan tuh. eh tiba tiba direct ke link laen yang isinya
"Authorize twiends.com to use your account?"
gw coba lagi, eh direct lagi ke tuh link
ada pencerahan ?
J: dipencet yg warna biru "AUTHORIZE APP" buat ngasih ijin twiends akses ke twitter...
setelah itu bakalan balik ke twiends lagi, kalau mau enak sekalian di bagian setting diverified emailnya jg.
P: ini gunain nya berkali2 ya ? apa sekali login langsung di tunggu sampe followernya banyak soale ane nyoba sekali login dapet nya sekitar 15 follower doang
J: berkali2 sampai puas , sampai twitter nya ga Bisa folllow lagi, Tested dalam 3 hari dah dapet 2000 following 500an follower
Snow is falling from the sky , In the middle of July
C Am
Sun was shining in my eyes again last night
Dm E
Alarm goes off without a sound , the silence is so loud
Am
Something isn't right
Dm G
Footsteps echo down the hall, no one's there at all
C Am
Dial your number but your voice says "I'm not home"
Dm E
Everything is inside out - I don't know what it's about ......
CHORUS
C G F G
It keeps getting stranger by the day
C G F G
stranger by the day
G C G F
it keeps getting stranger by the day
G Am
stranger by the day....................
Dm G
Going for a walk outside, to see what I can find
C Am
No reflections in the windows I pass by
Dm E
It feels hotter in the shade, water's running up the drain
Am
Something's going on
Dm G
Conversations with a mime, stared at by the blind
C Am
Imagination must be working overtime
Dm E
The world is upside down, everything is turned around.......
CHORUS
C G F G
It keeps getting stranger by the day
C G F G
stranger by the day
G C G F
it keeps getting stranger by the day
G Am
stranger by the day....................
Dm G
By the time I reach your door, I can't take anymore
C Am
I just happened to be in your neighborhood
Dm E
I'm the one who gets surprised, I don't believe my eyes
Am
Your alibi's no good
Dm G C
Whatever happened to the world, whatever happened to the girl
Am
I thought I knew
Dm E
G
It just can't be true, I guess I'm losing you ........yeaaaahh
CHORUS
C G F G
It keeps getting stranger by the day
C G F G
stranger by the day
G C G F
it keeps getting stranger by the day
G Am
stranger by the day
C G F G
stranger by the day
G Am
stranger by the day.
Bahasa Sunda (Basa Sunda) adalah sebuah bahasa dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini dituturkan oleh sekitar 27 juta orang dan merupakan bahasa dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah Bahasa Jawa. Bahasa Sunda dituturkan di sebagian besar provinsi Jawa Barat (kecuali kawasan pantura yang merupakan daerah tujuan urbanisasi di mana penutur bahasa ini semakin berkurang), melebar hingga batas Kali Pemali (Cipamali) di wilayah Brebes dan Majenang, Cilacap Jawa Tengah, dan di kawasan selatan provinsi Banten.
Dari segi linguistik, bersama bahasa Baduy, bahasa Sunda membentuk suatu rumpun bahasa Sunda yang dimasukkan ke dalam rumpun bahasa Melayu-Sumbawa. Variasi Dalam Bahasa Sunda
Dialek (basa wewengkon) bahasa Sunda beragam, mulai dari dialek Sunda-Banten, hingga dialek Sunda-Jawa Tengahan yang mulai tercampur bahasa Jawa. Para pakar bahasa biasanya membedakan enam dialek yang berbeda. Dialek-dialek ini adalah:
Dialek Barat
Dialek Utara
Dialek Selatan
Dialek Tengah Timur
Dialek Timur Laut
Dialek Tenggara
Dialek Barat dipertuturkan di daerah Banten selatan. Dialek Utara mencakup daerah Sunda utara termasuk kota Bogor dan beberapa bagian Pantura. Lalu dialek Selatan adalah dialek Priangan yang mencakup kota Bandung dan sekitarnya. Sementara itu dialek Tengah Timur adalah dialek di sekitar Majalengka. Dialek Timur Laut adalah dialek di sekitar Kuningan, dialek ini juga dipertuturkan di beberapa bagian Brebes, Jawa Tengah. Dan akhirnya dialek Tenggara adalah dialek sekitar Ciamis.
Bahasa Sunda Kuna adalah bentuk bahasa Sunda yang ditemukan pada beberapa catatan tertulis, baik di batu (prasasti) maupun lembaran daun kering (lontar). Tidak diketahui apakah bahasa ini adalah dialek tersendiri atau merupakan bentuk yang menjadi pendahulu bahasa Sunda modern. Sedikitnya literatur berbahasa Sunda menyulitkan kajian linguistik varian bahasa ini.
Artikel Bahasa Sunda
Sejarah dan penyebaranBahasa Sunda
Bahasa Sunda terutama dipertuturkan di sebelah barat pulau Jawa, di daerah yang dijuluki Tatar Sunda. Namun demikian, bahasa Sunda juga dipertuturkan di bagian barat Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Brebes dan Cilacap. Banyak nama-nama tempat di Cilacap yang masih merupakan nama Sunda dan bukan nama Jawa seperti Kecamatan Dayeuhluhur, Cimanggu, dan sebagainya. Ironisnya, nama Cilacap banyak yang menentang bahwa ini merupakan nama Sunda. Mereka berpendapat bahwa nama ini merupakan nama Jawa yang “disundakan”, sebab pada abad ke-19 nama ini seringkali ditulis sebagai “Clacap”.
Selain itu menurut beberapa pakar bahasa Sunda sampai sekitar abad ke-6 wilayah penuturannya sampai di sekitar Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah, berdasarkan nama “Dieng” yang dianggap sebagai nama Sunda (asal kata dihyang yang merupakan kata bahasa Sunda Kuna). Seiring mobilisasi warga suku Sunda, penutur bahasa ini kian menyebar. Misalnya, di Lampung, di Jambi, Riau dan Kalimantan Selatan banyak sekali, warga Sunda menetap di daerah baru tersebut. Tradisi tulisan Bahasa Sunda
Bahasa Sunda memiliki catatan tulisan sejak milenium kedua, dan merupakan bahasa Austronesia ketiga yang memiliki catatan tulisan tertua, setelah bahasa Melayu dan bahasa Jawa. Tulisan pada masa awal menggunakan aksara Pallawa. Pada periode Pajajaran, aksara yang digunakan adalah aksara Sunda Kaganga. Setelah masuknya pengaruh Kesultanan Mataram pada abad ke-16, aksara hanacaraka (cacarakan) diperkenalkan dan terus dipakai dan diajarkan di sekolah-sekolah sampai abad ke-20. Tulisan dengan huruf latin diperkenalkan pada awal abad ke-20 dan sekarang mendominasi sastra tulisan berbahasa Sunda
Sundapedia 2011 – Artikel Bahasa Sunda Sundapedia 2011 adalah ajang kompetisi menulis di situs Wikipedia Bahasa Sunda. Diikuti oleh 50 Mahasiswa S1 Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah dan S2 Prodi Budaya Sunda Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Peserta akan diuji ketahanannya selama 3 bulan (September-Desember) 2011. Melalui kegiatan ini diharapkan ada penambahan jumlah (kuantitas) dan kualitas artikel-artikel berbahasa Sunda secara signifikan di situs Wikipedia Basa Sunda.
Universitas Pendidikan Indonesia dipilih sebagai mitra dalam kegiatan ini karena memiliki Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah (Sunda) yang khusus mengkaji bidang-bidang bahasa, sastra, budaya, dan pengajaran bahasa Sunda. Selain itu, bahasa pengantar dalam pembelajaran dan karya-karya ilmiah mahasiswa diharuskan disampaikan dalam bahasa Sunda. Hal tersebut menjadikan mahasiswa UPI Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah (Sunda) lebih terbiasa menyampaikan ide dan gagasannya dalam bahasa Sunda.
Artikel Bahasa Sunda
Probléma Urang Sunda – Artikel Bahasa Sunda
Ti mimiti taun tujuhpuluhan, aya parobahan gedé di tatar Sunda. Pausahaan-pausahaan deungeun ngalabring daratang, dituturkeun ku pagawé-pagawéna. Barang-barang ahéng ti luar nagri jadi ceuyah. Proyék-proyék merul. Harga tanah ogé ngarayap naék. Ari keur masyarakat leutik nu teu ngarti pulitik mah nya atoh wé nu aya. Harga tanah nu biasana ukur saratus rébu satumbak, ditawar jadi tilu tikeleun. Atuh sawah, balong, jeung kebon katut tatangkalanana ogé nya dijarualan ku nu bogana. Ari maranéhna tuluy milih nyalingkir ka sisi, néangan nu hargana masih kénéh murah.
Duit ladang ngajual tanah téa, ku manéhna ditumpakan jadi motor atawa mobil. Puguh wé jadi asa gaya. Sikep hirup ogé ngadadak robah. Jadi leuwih resep nge-”band” jeung nge-”rock” batan ngacapi suling atawa ngadegung. Teu saladar, yén nu geus dijarualan ku maranéhna téh saenyana mah lain ngan sakadar tanah titinggal ti kolot, tapi éta téh lemah cai. Lemah jeung cai wariskeuneun ka anak incu urang Sunda.
Teu sawatara lila sanggeus bérés jual beuli, jlug-jleg wéh di dinya téh jaradi real estate jeung industrial estate. Barang gedong-gedong jeung pabrik-pabrik téa geus ngaradeg, manahoréng nu barogana ogé geuning urang deungeun. Nya ti harita mah Bandung téh beuki heurin ku tangtung. Kitu deui kota-kota lianna di sakuliah tatar Sunda. Mun seug dibandingkeun ka taun genep puluhan, ayeuna mah karasana bet jadi leuwih réa urang deungeunna batan urang dinyana pituin.
Kiwari, hamo bisa dipungkir, nasib nu keur karandapan ku urang Sunda téh saeutik ogé henteu matak pikareueuseun. Boh dina kahirupan sosialna, boh dina kahirupan pulitik, ékonomi, nya kitu deui dina kahirupan budayana. Urang Sunda lir anu ngumbara di lemah caina sorangan. Cenah, tujuh puluh persén tanah di Tatar Sunda nu ngapimilikna kiwari geus lain urang Sunda deui. Tina kurang leuwih dua puluh atawa tilu puluh juta urang Sunda, cenah, paling banter ogé ukur aya sajuta atawa dua juta nu kahirupan ékonomina kaitung mapan. Bari, ti antara nu kahirupanana mapan ogé ari nu masih nyésa kénéh rasa kasundaanana mah paling banter ukur raratusan, mun henteu rébuan.
Hal ieu tangtuna ogé lain karana kitu baé, tapi aya sababna. Éta téh teu aya lian anging dilantarankeun ku urang Sundana sorangan, kalolobaanana geus leungiteun ajén jeung kasadaran kana jatidirina pribadi. Rata-rata urang Sunda, pangpangna entragan barudak ngora, geus teu miboga kareueus jeung kacinta ka bangsana sorangan. Loba nu geus teu maliré deui kana basa jeung budaya karuhunna, nu baheula kungsi dipusti-pusti ku entragan saheulaeunana. Réa urang Sunda nu geus teu miroséa deui kana adat, tatakrama, jeung budaya Sunda. Malah réa anu geus teu ngarti-ngarti acan mun seug diajak nyarita dina basa indungna sorangan.
Acan lamun aya hiji paham kaagamaan atawa idéologi pulitik geus nyosok jero dina dirina, maranéhna sok poho, atawa bisa jadi kalawan sadar, ngaleungitkeun rasa duduluran sabangsa jeung salemah cai ka bangsana sorangan, alatan béda pamahaman atawa idéologi téa. Teu kurang-kurang anu téga ngagunasika batur salembur, batur sabangsa, ku lantaran tumut kana paréntah pamingpinna nu meleg-meleg urang deungeun.
Nurutkeun sajarah, biasana leungitna hiji bangsa téh sok dimimitian ku leungitna basa jeung budayana. Ku sabab éta, saupama kaayaan urang Sunda nu sarupa kieu diantep teu dioméan, teu mustahil dina kurun waktu nu moal lila deui ogé, étnis Sunda bakal sirna ukur kari ngaranna. Naha rék téga?
Artikel Bahasa Sunda
Ku Ajip Rosidi – Artikel Bahasa Sunda
Istilah “basa daérah” ilahar digunakeun. Boh dina basa Sunda boh dina basa Indonésia, lamun aya nu ngagunakeun istilah “basa daérah” tangtu maksudna basa Suda, basa Jawa, basa Bali, basa Batak, basa Bugis jeung basa lianna anu di Indonésia jumlahna leuwih ti 700 rupa. Istilah “basa daérah” biasana dibédakeun tina “basa Indonésia” jeung “basa asing”. “Basa Indonésia” sakapeung disebut “basa nasional,” “basa kabangsaan”, “basa resmi” jeung “basa nagara”. “Basa daérah” sok diidentikkeun jeung “basa indung”. “Basa indung” téh tarjamahan tina basa Inggis “mother’s tongue”. Dina basa Inggris istilah “regional language” ngan dipaké dina hubungan Indonésia, hartina terjemahan tina “basa daérah”. Nu ilahar dipaké nya “mother’s tongue”.
Waktu UNESCO netepkeun “mother’s tongue”, ku urang langsung dihartikeun “basa daérah”. Padahal apan aya urang Indonésia urang Indonésia nu ka budakna ti leuleutik ngajak nyarita basa Indonésia, jadi “mother’s tongue” budakna téh tangtu basa Indonésia, lain basa daérah.
Istilah “basa daérah” mémang saenyana kurang merenah. Istilah “daerah” sok nimbulkeun ayana konsép “pusat”. Ari “daerah” lamun dipahareupkeun jeung “pusat” sok langsung dianggap leuwih inferior. “Pusat” salilana dianggap leuwih penting, leuwih utama, kudu leuwih diheulakeun, jll.
Dina urusan basa, “basa daérah” (“mother’s tongue” téa), basa daerah dianggap leuwih inférior manan basa Indonésia. Dina RUU Kebahasaan “bahasa daérah” dianggap ngan saukur jadi “lambang kebanggan daerah, lambang jati diri daerah, sarana pendukung budaya daerah dan sarana pengungkapan sastera daerah”. “Bahasa daérah” dianggap ngan saukur “dapat berfungsi sebagai sarana perhubungan dalam keluarga dan masyarakat daérah serta bahasa media massa lokal”. Dina hubunganana jeung “basa Indonésia”, basa daérah ngan “berfungsi sebagai pendukung bahasa Indonésia”.
Cindekna basa daérah mah henteu boga hak hirup mandiri. Lamun fungsina “sebagai pendukung bahasa Indonésia” dianggap anggeus, “basa daérah” gé kudu pérén.
RUU Kebahasaan anu disusun ku Pusat Bahasa eusina réa anu ngarendahkeun kalungguhan “basa daérah”. Hal éta bisa jadi ku sabab digunakeunana istilah “basa daérah”, sabab ari daérah” mah apan kudu ngawula ka “pusat” – sanajan geus aya undang-undang otonomi ogé. “Basa daérah” anu mandiri dianggap ngabahayakeu pusat. “Basa daérah” dianggap antipoda “basa nasional” jeung “basa nagara”, nyaéta basa Indonésia” téa.
Lamun sueg istilah anu digunakeun lain “basa daérah”, tapi “basa indung”, henteu mustahil anggapan cara kitu téh moal timbul, sabab istilah “indung” mah moal nimbulkeun sangkaan antipoda tina konsép “nasional” atawa “nagara”.
Masalahna, istilah “basa daérah” geus ngabaju digunakeun ku urang, lain baé dina basa Sunda, tapi dina basa Indonésia deuih. Tapi dina UUD 1945 anu asli, istilah “basa daérah” henteu digunakeun. Dina Pasal 36, ngan disebut “Bahasa Negara ialah bahasa Indonesia”. Ari dina Penjelasanana aya kalimah. “Di daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri yang dipelihara oleh rakyatnya dengan baik-baik (misalnya bahasa Jawa, Sunda, Madura, dsb.nya), bahasa-nbahasa itu akan dihormati dan dipelihara juga oleh negara”. Jigana tina kalimah éta timbul istilah “bahasa daérah” téh. Dina UUD 1945 anu geus dirévisi, kalungguhan “basa daérah” téh undak, sabab boga pasal sorangan, padahal dina Undang-undang 1945 anu asli mah ngan disebut sacara henteu langsung dina Penjelasan.
Ku kituna lamun urang rék ngaganti istilah “basa daérah” ku “basa indung” (bahasa ibu), nu kudu dirobah téh lain kabiasaan anu geus maneuh baé, tapi ngarobah UUD deuih. Tapi sanajan kitu, ku sabab gede pangaruhna kana sikep urang sorangan (kaasup para pejabat anu nyusun undang-undang katut para pejabat éksékutif) lamun ngagunakeun istilah “basa daérah”, jigana digantina istilah “basa daérah” jadi ”basa indung” téh mutlak perlu – Artikel Bahasa Sunda
Pertimbangan lianna nyaéta ku sabab saenyana mah basa anu disebut “basa daérah” téh henteu bogaeun daérah. Basa Sunda lain basa hiji daérah. Di Jawa Barat salian ti basa Sunda apan aya basa Cirebon jeung basa Batawi. Basa Sunda ogé digunakeun di Banten jeung di sawatara wilayah di Jawa Tengah (daérah Brebes jeung Cilacap). Sabalikna “basa Indonésia” jadi “basa daérah” di Médan, Pontianak, Menado jeung lian-lianna — sanajan bisa disebut basa Indonésia dialék Médan, Pontianak, Menado jllna. Lamun anu digunakeun istilah “basa indung”, jigana moal timbul anggapan nu nyababkeun dina RUU Kebahasaan aya kalimah anu unina ngan saukur nempatkeunana jadi “lambang kebanggaan daerah, lambang jati diri daerah, sarana pendukung budaya daerah dan sarana pengungkapan sastera daerah” nu saukur “berfungsi sebagai pendukung bahasa Indonesia.” Video Tentang Bahasa Sunda