SUMEDANG, (PRLM).- Proses pembangunan hingga beroperasinya mall Asia Plaza di Kec. Sumedang Utara, akan menyerap tenaga kerja sekitar 700 orang. Penyediaan tenaga kerjanya akan diprioritaskan dari warga lokal Kab. Sumedang, khususnya Kec. Sumedang Utara.
“Tenaga kerja 700 orang itu, kebutuhan secara kesuluruhan. Khusus untuk karyawan Asia Plaza sendiri tak kurang 400 orang. Itu sudah termasuk untuk karyawan di dalam Asia Plaza,” ujar Perwakilan PT Asia Plaza, Wasman ketika dihubungi melalui telefon di Sumedang, Selasa (3/9/13).
Ada pun proses pembangunannya, lanjut dia, hingga kini baru tahapan pemasangan tiang pancang yang sudah berlangsung enam bulan. Untuk merampungkan pengerjaan fisiknya diperkirakan membutuhkan waktu 1,5 tahun. “Asia Plaza ini akan dibangun tiga lantai dengan berbagai fasilitas, seperti mall, hotel, restoran, kolam renang, bioskop 21 dan permainan anak,” tuturnya.
Dikatakan, dengan pembangunan Asia Plaza diharapkan bisa memberikan apresiasi kepada masyarakat Sumedang serta ikut memajukan pembangunan daerah Sumedang. “Bahkan keberadaan Asia Plaza ini, bisa memberikan kontribusi positif bagi perekonomian masyarakat serta pendapatan asli daerah (PAD),” ujar Wasman.
Menanggapi hal itu, Kepala Bagian Tata Pemerintahan (Tapem) Sekretariat Daerah (Setda) Kab. Sumedang, E. Kusyaman menuturkan, proses pembangunan Asia Plaza dinilai tidak ada hambatan dan kendala yang berarti. Hal itu, mulai dari proses penyediaan lahan, perizinan maupun sosialisasi dengan masyarakat sekitar.
“Terlebih berbagai aspirasi masyarakat akan diakomodasikan. Seperti halnya jalan lingkungan akan diperbaiki sekaligus diaspal, penyerapan tenaga kerja warga sekitar termasuk pembangunannya tidak akan mengganggu pengairan pesawahan di sekitarnya. Pengusaha juga akan membuat jalan sendiri untuk akses ke Asia Plaza. Itu janji pengusaha kepada warga sekitar dan akan diwujudkan,” E. Kusyaman.
Lebih jauh Kusyaman menjelaskan, desain dan fasilitas Asia Plaza di Sumedang sama dengan Asia Plaza yang ada di Tasikmalaya, Garut dan Cirebon. Yang beda, hanya luas tanahnya saja. Luas tanahnya 2 hektare, sedangkan di Cirebon dan Tasikmalaya sekitar 10 hektare. “Akses jalannya akan membangun sendiri. Akses jalan yang akan dibangun ada tiga ruas, masing-masing satu ruas dari Jalan Mayor Abdurahman dan dua ruas dari Jalan Prabu Gajah Agung/Bypass,”
